Kau ini bagaimana?
kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir
aku harus bagaimana?
kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai
kau ini bagaimana?
kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aq plin plan
aku harus bagaimana?
aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimbung kakiku
kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku
kau ini bagaimana?
kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya
aku harus bagaimana?
aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain
kau ini bagaimana?
kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara tiap saat
kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai
aku harus bagaimana?
aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya
kau ini bagaimana?
kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
aku harus bagaimana?
aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap wallahu a’lam bissawab
kau ini bagaimana?
kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
aku harus bagaimana?
aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu
kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
kau ini bagaimana?
kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
aku harus bagaimana?
kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
kau ini bagaimana?
aku bilang terserah kau, kau tidak mau
aku bilang terserah kita, kau tak suka
aku bilang terserah aku, kau memakiku
kau ini bagaimana?
atau aku harus bagaimana?
1987
KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus)
Sunday, November 15, 2009
Kau Ini Bagaimana Atawa Aku Harus Bagaimana
Sebuah renungan tentang kehidupan

Waktu terus berjalan..
Sungguh betapa sulit melawan arus usia,
betapa susah menghentikan laju detiknya.
Sebab usia terdengar seperti suara tangan-tangan gaib yang melintasi ingatan,
meninggalkan gema ketukan di sepanjang perjalananku
yang gugup diantara harapan dan kesementaraan.
Ternyata menjalani hidup ini seperti berjalan mundur,
sebelum akhirnya hancur.
Kita bergerak pada arah yang tak berpeta,
arah yang tak bisa diterka;
arah ketika manusia berusaha mengekalkan silam dengan ingatan yang setengah tenggelam,
dan berupaya membaca masa yang akan datang dengan sebutir bintang yang kelak padam.
Kita berulangkali bersahutan dengan rencana-rencana yang tak sempurna.
Dan kecemasan menemui kita,
menyelinap ke dalam ruang kecil diantara jarak cinta dan air mata.
Di sanalah diam-diam kita tersesat dalam kesulitan
yang letih membedakan antara kemenangan dan kekalahan,
kebahagiaan dan kesedihan,
sebelum akhirnya kita tiba pada takdir mimpi yang tiba-tiba sepi,
tangis yang benar-benar habis,
dan nyawa yang tiba-tiba direbut maut…
Berharganya Sang Waktu

Waktu merupakan salah satu anugerah yang diberikan Allah kepada kita. Sebuah anugerah yang sangat luar biasa dan juga bisa menjadi berbahaya. Tergantung bagaimana kita memanfaatkannya, karena waktu ini tidak akan bisa kembali dan akan terus menghitung mundur. 1 hari 24 jam, 1 jam 60 menit, 1 menit 60 detik. Dan setiap hari akan terus begitu.
Allah memberikan kita setiap hari “modal” waktu kepada semua manusia di muka bumi ini adalah sama–24 jam. Namun, ada berapa orang yang bisa seperti :
1. Rasulullah SAW : Dalam waktu 23 tahun bisa membangun peradaban Islam yang tetap ada sampai sekarang. Ikut 80 peperangan dalam tempo waktu kurang dari 10 tahun, santun terhadap fakir miskin, menyayangi istri dan kerabat, dan yang luar biasa adalah beliau seorang pemimpin umat yang bisa membagi waktu untuk umat dan keluarga secara seimbang!!
2. Zaid bin Tsabit RA : Sanggup menguasai bahasa Parsi hanya dalam tempo waktu 2 bulan! Beliau dipercaya sebagai sekretaris Rasul dan penghimpun ayat Quran dalam sebuah mush’af
3. Abu Hurairah : Masuk Islam usia 60 tahun. Namun ketika meninggal di tahun 57 H, beliau meriwayatkan 5374 Hadits! (Subhanallah!)
4. Anas bin Malik : Pelayan rasulullah sejak usia 10 tahun, dan bersama rasul 20 tahun. Meriwayatkan 2286 Hadits.
5. Abul Hasan bin Abi Jaradah (548 H) : Sepanjang hidupnya menulis kitab-kitab penting sebaganyak tiga lemari.
6. Abu Bakar Al-Anbari : Setiap pekan membaca sebanyak sepuluh ribu lembar.
7. Syekh Ali At-Thantawi : Membaca 100-200 halaman setiap hari. Kalkulasinya, berarti dengan umurnya yang 70 tahun, beliau sudah membaca 5.040.000 halaman buku. Artikel yang telah dimuat di media massa sebanyak tiga belas ribu halaman. Dan yang hilang lebih dari itu.
Masih banyak lagi contoh-contoh luar biasa lainnya. Kenapa tidak banyak orang yang bisa menyamai mereka? Padahal waktu yang diberikan Allah kepada mereka sama dengan waktu yang diberikan Allah pada hambaNya yang lain? Jawabannya adalah kecerdasan manajemen waktu.
Sebuah hal yang sangat sederhana, namun sangat sulit diterapkan. Maka dari itu, marilah kita memulai mengatur dan memanfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya. erikut ini ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengatur waktu agar lebih baik
Hindari Menunda-nunda Pekerjaan
Banyak sekali dari kita yang biasanya menunda suatu pekerjaan yang penting dan menukarnya dengan sesuatu yang kurang penting. Cobalah untuk belajar mengurangi menunda-nunda pekerjaan ini. Kalau Anda bilang “masih ada hari esok”, maka keesokannya pun akan berkata demikian dan tak akan pernah selesai.
TIPS : Buatlah catatan tugas-tugas bermanfaat yang harus dikerjakan. Majukan deadline dari yang semestinya, kalau Anda komitmen, maka Anda akan mengalami percepatan kemajuan
Kenali Aktivitas Harian
Rancanglah jadwal atau schedule harian tetap Anda, kemudian analisa di bagian mana Anda memiliki waktu sibuk dan waktu kosong. Banyak sekali orang-orang yang tidak mengetahui kebiasaan dan aktivitas hariannya, sehingga ketika disadari ternyata mereka memiliki waktu luang yang cukup banyak.
TIPS : Buatlah tabel-tabel jadwal harian Anda dari Senin-Minggu, beserta jam-jamnya. Kemudian Anda akan temukan bahwa ada beberapa waktu luang yang bisa Anda gunakan. Tambahkan aktivitas bermanfaat dalam jadwal kosong Anda tersebut, misalkan dengan menghafal Al-Quran, dengan membaca buku, atau lain sebagainya.
Mengerti Prioritas
Ini juga sangat penting. Bila Anda tidak mengetahui arti penting prioritas, maka Anda akan bingung apabila dihadapkan pada masalah secara bersamaan. Salah satu akibat tidak mengetahui prioritas adalah alokasi waktu yang kurang tepat pada beberapa aktivitas. Tetapkanlah prioritas dari agama, keluarga, kerabat, teman, seklolah, karier, dan lainnya sesuai dengan yang semestinya. Misalkan prioritas keluarga harus lebih tinggi dari prioritas kerabat jauh. Kemudian tinjau juga dari batasan akhir (deadline) aktivitas tersebut.
TIPS : Buatlah sebuah list daftar aktivitas harian Anda buat hari esok. Bagilah ke dalam beberapa jenis, seperti agama, keluarga, sekolah, dan lain-lain. Berikan huruf tebal (A, B, C) pada daftar itu. A untuk yang harus terlaksana, B untuk Boleh dilaksanakan, dan C Bila dilaksanakan maka Anda akan mendapat manfaat melebihi orang-orang pada umumnya. Predikat huruf ini bisa Anda ganti dan buat sendiri sesuai kebutuhan.
Gunakan Waktu Perjalanan
Banyak sekali yang meremehkan waktu-waktu luang di perjalanan. Misalnya ketika saya harus naik angkot ke sekolah/tempat kerja yang lumayan menghabiskan waktu. Akan sangat baik bila kita gunakan waktu tersebut untuk membaca yang bermanfaat, daripada hanya melamun dan melihat pemandangan yang tidak menghasilkan apa-apa.
TIPS : Kalau Anda orang yang sering ada dalam perjalanan, ada baiknya membawa buku-buku tipis seperti buku saku yang mengandung materi-materi pengetahuan penting. Atau bisa juga Anda membaca buku-buku yang Anda sukai sampai tiba di tujuan.
Berani Tegas
Berani tegas di sini adalah belajar untuk berkata tidak. Memang adakalanya kita harus bermanfaat untuk orang lain, tetapi ada juga saat kita harus memanfaatkan waktu dengan baik. Hindari melakukan percakapan telepon yang tidak penting, bergosip ria, mengobrol ngalor-ngidul yang tidak bermanfaat, dan menolak ajakann aktivitas yang kurang bermanfaat.
Gadaikan keimanan? naudzubillah...
Tuesday, July 28, 2009
Pagi tadi, aku membeli sayur di depan komplek. Awalnya biasa-biasa aja.. ada beberapa ibu-ibu yang membeli sayur juga. Ga lama kemudian datanglah dua orang, yang satu ibu-ibu sudah berumur.. dan anak perempuan kira-kira umurnya 14-15 tahun, sepertinya cucunya. Si ibu tersebut ramah dan menyapa plus senyuman. Tapi ada yang janggal dimataku, ‘pemandangan’ tidak biasa. Si ibu memakai jilbab dan anak perempuan itu memakai kalung salib.
Setelah ibu tersebut pergi, barulah si abang tukang sayur menjelaskan bahwa si ibu tersebut membiarkan anaknya pindah agama dan semua cucunya juga ikut agama menantunya.
Miris sekali… hanya karena alasan materi.. apapun dikorbankan… anaknya.. dan juga keimanan….
*astagfirullah…astagfirullah..astagfirullah…. semoaga Allah mengampuni dosaku…
Alhamdulillah telah Allah berikan nikmat iman yang mengantarku pada pintu hidayahNya, Hanya kepada Allah-lah aku mengadu dan memohonkan hidayah itu agar tetap ada bersamaku. semoga hidayah dan istiqomah terus bisa kugenggam untuk meraih surga. Allahu akbar!
Ya Allah.. Lindungi aku dan keturunanku dari setan yang terkutuk.
Tempatkan aku bersama orang-orang saleh yang berdoa pada-Mu, bersama mereka yang Kau kabulkan doanya ketika berdoa pada-Mu, bersama mereka yang Kau ridhai ketika bertawakkal pada-Mu.
Dan berikan pada kami apa yang terbaik di dunia dan di akhirat, dan lindungi kami dari siksa api neraka.
amiin.
Wajah Senja
Pagi itu… (tgl 23 juli 09) cuaca begitu cerah… suasana taman yang damai membuat siapapun senang untuk duduk-duduk ditaman atau sekedar mengobrol. Seperti biasa.. aku melakukan ‘ritual’ menyuapi sarapan buat anakku yang memang sedikit sulit untuk makan. tiba-tiba mata saya tertuju pada seorang opa tua yang duduk menyendiri di kursi roda sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong. Sementara pembantunya sedang asyik duduk di ayunan sambil mengobrol dengan rekannya sesama pembantu.
Lalu aku mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol denganku sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.
Si opa memulai cerita tentang hidupnya. sambil menghela napas panjang.
"Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk
Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.
Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukannya.
Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Terlebih lagi saya diserang penyakit diabetes yang menyebabkan kondisi saya semakin buruk bahkan tidak bisa berjalan dengan kaki sendiri. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi didalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.
Tapi apa yang saya dapatkan ? Setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi.
Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?
Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
sudah 2 tahun saya tinggal dipanti jompo dan saya meminta kembali tinggal dengan anak sayayang pertama,dan sayapun kembali tinggal dengan anak saya disini. Tapi sama saja… disini semuanya pembantu yang melayani… apa mereka tak punya waktu sedikitpun untuk makan bersama atau sekedar mengobrol dengan saya?
Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengana kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.
Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. saya merindukan anak-anak saya yang baik.. penurut…manis seperti dulu…."
sekilas, kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali melihat anakku bermain dan tertawa mengajaknya bercanda..
Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian
dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita?
Apa pun alasannya, ketika saya bertemu dan melihat mereka, saya sedih bahkan menangis. Bukankah ketika kita berulang tahun, orang sering kali mengucapkan selamat panjang umur? Jadi, kita pasti akan menjadi tua, dan dengan semestinya tubuh jasmani akan mengalami kemunduran-kemunduran. Tenaga akan melemah, pendengaran, penglihatan, dan penciuman semakin menurun, sehingga akhirnya mau tidak mau kita akan menjadi tergantung pada orang lain.
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?
Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan
menjadi seperti ini.
Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.
Tuesday, July 21, 2009
Mencari Kesegaran Hati

Maha Suci Allah yang mempergilirkan siang dan malam. Kehidupan pun menjadi dinamis, seimbang, dan berkesinambungan. Ada hamba-hamba Allah yang menghidupkan siang dan malamnya untuk senantiasa dekat dengan Yang Maha Rahman dan Rahim. Tapi, tidak sedikit yang akhirnya menjauh, dan terus menjauh.
Seperti halnya tanaman, ruhani butuh siraman. Sekuat apa pun sebatang pohon, tidak akan pernah bisa lepas dari ketergantungan dengan air. Siraman air menjadi energi baru buat pohon. Dari energi itulah pohon mengokohkan pijakan akar, meninggikan batang, memperbanyak cabang, menumbuhkan daun baru, dan memproduksi buah.
Seperti itu pula siraman ruhani buat hati manusia. Tanpa kesegaran ruhani, manusia cuma sebatang pohon kering yang berjalan. Tak ada keteduhan, apalagi buah yang bisa dimanfaatkan. Hati menjadi begitu kering. Persis seperti ranting-ranting kering yang mudah terbakar.
Allah swt. memberikan teguran khusus buat mereka yang beriman. Hati buat orang-orang yang beriman adalah ladang yang harus dirawat dan disiram dengan zikir. Dari zikirlah, ladang hati menjadi hijau segar dan tumbuh subur. Akan banyak buah yang bisa dihasilkan. Sebaliknya, jika hati jauh dari zikir; ia akan tumbuh liar. Jangankan buah, ladang hati seperti itu akan menjadi sarang ular, kelabang dan sebagainya.
Hamba-hamba Allah yang beriman akan senantiasa menjaga kesegaran hatinya dengan lantunan zikrullah. Siapapun kita, ada masa lengahnya. Manusia bukan makhluk tanpa khilaf dan dosa. Selalu saja ada lupa. Ketika ruhani dan jasad berjalan tidak seimbang, di situlah berbagai kealpaan terjadi. Saat itulah, pengawasan terhadap nafsu menjadi lemah.
Imam Ghazali mengumpamakan nafsu seperti anak kecil. Apa saja ingin diraih dan dikuasai. Ia akan terus menuntut. Jika dituruti, nafsu tidak akan pernah berhenti. Pada titik tertentu, nafsu bisa menjadi dominan. Bahkan sangat dominan. Nafsu pun akhirnya memegang kendali hidup seseorang. Nalar dan hatinya menjadi lumpuh. Saat itu, seorang manusia sedang menuhankan nafsunya. Seburuk apapun seorang muslim, ada pintu kebaikannya. Seperti halnya manusia lain, seorang muslim pun punya nafsu. Bedanya, nafsu orang yang beriman lebih terkendali dan terawat. Namun, kelengahan bisa memberikan peluang buat nafsu untuk bisa tampil dominan. Dan seorang hamba Allah pun melakukan dosa.
Khilaf buat hamba Allah seperti mata air yang tersumbat. Dan zikrullah adalah pengangkat sumbat. Ketika zikrullah terlantun dan tersiram dalam hati, air jernih pun mengalir, menyegarkan wadah hati yang pernah kering.
Sekecil Apapun kebaikan dan keburukan, ada ganjarannya
Satu hal yang bisa menyegarkan kesadaran ruhani adalah pemahaman bahwa apa pun yang dilakukan manusia akan punya balasan. Di dunia dan akhirat. Dan di akhirat ada balasan yang jauh lebih dahsyat.
Pemahaman inilah yang senantiasa membimbing hamba Allah untuk senantiasa beramal. Keimanannya terpancar melalui perbuatan nyata. Lantunan zikirnya hidup dalam segala keadaan.
Apakah Tuhan itu ada?

Apa Tuhan itu ada?
Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri
paman Sam kembali ke tanah air. Sesampainya dirumah ia
meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang
Guru agama, kiai atau siapapun yang bisa menjawab 3
pertanyaannya. Akhirnya Orang tua pemuda itu
mendapatkan orang tersebut.
Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan saya?
Kyai: Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya
akan menjawab pertanyaan anda
Pemuda: Anda yakin? sedang Profesor dan banyak
orang pintar saja tidak mampu menjawab
pertanyaan saya.
Kyai: Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya
Pemuda: Saya punya 3 buah pertanyaan
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan
wujud Tuhan kepada saya
2. Apakah yang dinamakan takdir
3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa
dimasukan ke neraka yang dibuat dari
api,tentu tidak menyakitkan buat syetan
Sebab mereka memiliki unsur yang sama.
Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda
dengan keras.
Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah
kepada saya?
Kyai: Saya tidak marah...Tamparan itu adalah
jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda
ajukan kepada saya
Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti
Kyai: Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit
Kyai: Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda: Ya
Kyai: Tunjukan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda: Saya tidak bisa
Kyai: Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita
semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu
melihat wujudnya.
Kyai: Apakah tadi malam anda bermimpi akan
ditampar oleh saya?
Pemuda: Tidak
Kyai: Apakah pernah terpikir oleh anda akan
menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
Pemuda: Tidak
Kyai: Itulah yang dinamakan Takdir
Kyai: Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan
untuk menampar anda?
Pemuda: kulit
Kyai: Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda: kulit
Kyai: Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: sakit
Kyai: Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka
terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak
maka Neraka akan Menjadi tempat menyakitkan
untuk syeitan.
Source: www.icmi.or.id
Tafakur Cinta

Tuhan...
Saat aku menyukai seorang teman
Ingatkan aku bahwa akan ada sebuah akhir
Hingga aku tetap bersama yang tak pernah berakhir
Tuhan...
Ketika aku merindukan seorang kekasih
Rindukanlah aku kepada yang rindu cinta sejati-Mu
Agar kerinduanku terhadap-Mu semakin menjadi
Tuhan...
Jika aku hendak mencintai seseorang
Temukanlah aku dengan orang yang mencintai-Mu
Agar bertambah kuat cintaku pada-Mu
Tuhan...
Ketika aku sedang jatuh cinta
Jagalah cinta itu
Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
Tuhan...
Ketika aku berucap ’aku cinta padamu’
Biarkanlah kukatakan kepada yang hatinya tertaut pada-Mu
Agar tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu
Sebagaimana orang bijak berucap
Mencintai seseorang bukanlah apa-apa
Dicintai seseorang bukanlah apa-apa
Dicintai seseorang adalah sesuatu
Dicintai oleh orang yang kau cintai sangatlah berarti
Tapi dicintai sang pencipta adalah segalanya
Tahukah kamu......

Kunci kemudahan adalah Doa
Kunci Keimanan adalah Mentaati Allah dan Rasul-Nya
Kunci Keberuntungan adalah Ketakwaan
Kunci Kebajikan adalah Kejujuran
Kunci Untuk Senantiasa Tawaddu adalah Bersyukur
Kunci Kelembutan Hati adalah Istigfar, Tilawah, dan senyuman
Kunci Kemenangan adalah Kesabaran
Tahukah kamu kalau orang yang kelihatan begitu tegar hatinya, adalah orang yang sangat lemah dan butuh pertolongan?
Tahukah kamu kalau orang yang menghabiskan waktunya untuk melindungi orang lain adalah justru orang yang sangat butuh seseorang untuk melindunginya?
Tahukah kamu kalau tiga hal yang paling sulit untuk diungkapkan adalah : Aku cinta kamu, maaf dan tolong aku
Tahukah kamu kalau orang yang suka berpakaian warna merah lebih yakin kepada dirinya sendiri?
Tahukah kamu kalau orang yang suka berpakaian kuning adalah orang yang menikmati kecantikannya sendiri?
Tahukah kamu kalau orang yang suka berpakaian hitam adalah orang yang ingin tidak diperhatikan dan butuh bantuan dan pengertian anda?
Tahukah kamu kalau anda menolong seseorang, pertolongan tersebut dikembalikan dua kali lipat?
Tahukah kamu bahwa lebih mudah mengatakan perasaan kamu dalam tulisan dibandingkan mengatakan kepada seseorang secara langsung? Tapi tahukah kamu bahwa hal tsb akan lebih bernilai saat kamu mengatakannya dihadapan orang tsb?
Tahukah kamu kalau kamu memohon sesuatu dengan keyakinan, keinginan kamu tsb pasti dikabulkan?
Tahukah kamu bahwa kamu bisa mewujudkan impian kamu, seperti jatuh cinta, menjadi kaya, selalu sehat, jika kamu memintanya dengan keyakinan, dan jika kamu benar-benar tahu, kamu akan terkejut dengan apa yang bisa kamu lakukan.
Tapi jangan percaya semua yang saya katakan, sebelum kamu mencobanya sendiri, jika kamu tahu seseorang yang benar-benar butuh sesuatu yg saya sebutkan diatas, dan kamu tahu kamu bisa menolongnya, kamu akan melihat bahwa pertolongan tsb akan dikembalikan dua kali lipat.
Kisah tukang cukur "Apakah Tuhan itu ada?"
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.
Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya kalau Tuhan itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.
“Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan, cukup untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada”.
Setelah diam sesaat seolah memberi kesempatan pada si konsumen untuk mengerti apa maksudnya, si tukang cukur melanjutkan, “Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada. Mengapa ada yang sakit? Mengapa ada anak-anak terlantar? Mengapa ada yang hidupnya susah? "
Masih dengan menggebu-gebu si tukang cukur melanjutkan kata-katanya, "Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (Jawa : mlungker-mlungker – Red), kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Si konsumen segera kembali ke tempat tukang cukur tadi dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini tidak ada tukang cukur....!”
Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : ”Kamu kok bisa bilang begitu?”.
“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!” jawab si tukang cukur.
“Tidak !” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu tidak ada! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana“, si konsumen menambahkan.
“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!” sanggah si tukang cukur.
“Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri. Kenapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?” jawab si tukang cukur membela diri.
“Cocok ...!! Saya sangat setuju...!” kata si konsumen. "Itulah point utamanya ! Sama dengan Tuhan."
“Maksud kamu bagaimana?” tanya si tukang cukur tidak mengerti.
Dengan tersenyum si konsumen menjelaskan, "Sebenarnya Tuhan itu ada! Tapi apa yang terjadi sekarang ini? Mengapa orang-orang tidak mau datang kepada-Nya, dan tidak mau mencari-Nya..? Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”
Si tukang cukur terbengong !!!! Dalam hati dia berkata, “Benar juga apa katanya. Kenapa aku tidak mau datang kepada Tuhan-ku, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”
Source: internet.