Friday, March 27, 2009

Misteri batu Hajar Aswad


Hajar Aswad

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah. Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, di berkata : “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada asalan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.

Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda, “Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam. ( Jami al-Tirmidzi al-Hajj (877) )
*artikel ini di translate dari berbagai video di YouTube, mengenai benar atau tidaknya, Wallahualam dan ambil sisi positifnya aja untuk meningkatkan keimanan kita terhadap kebesaran Allah Swt

*Untuk bacaaan lebih lanjut mengenai kota Mekah adalah pusat dari Planet Bumi, kantor berita BBC telah membahasanya dan bisa dilihat di sini 

sumber
 

Friday, February 27, 2009

PROFIL MAMA SEMPUR PLERED PURWAKARTA

KH TUBAGUS AHMAD BAKRI (MAMA SEMPUR) BN TB.MUHAMMAD SAIYDAH BN TB HASAN ARSYID BN MUHAMMAD MUKHTAR BN SHULTHAN ABD.FATAH  Tidak diketahui secara pasti kapan beliau dilahirkan. Tapi yang jelas Tubagus Ahmad Bakri adalah seorang ulama yang sangat berpengaruh di daerah Purwakarta. Bahkan hampir bisa dipastikan bahwa karena jasa beliaulah sejumlah pesantren berdiri di daerah tersebut. Tidak hanya itu, di kalangan masyarakat Jawa Barat, nama Ahmad Bakri sangat terkenal sebagai guru tarekat tertinggi dalam ajaran tarekat Qadiriyah-Naqsabandiyah. Ayah beliau, TB.MUHAMMAD SAIYDAH BN TB HASAN ARSYID BN MUHAMMAD MUKHTAR BN SHULTHAN ABD.FATAH. HIJRAH dari BANTEN ke daerah PLERED tepatnya CITEKO. beliau ( MAMA BAKRI ) di lahirkan di sana (CITEKO) Tubagus Ahmad Bakri Pernah belajar d Mekah. Pada waktu itu, tradisi belajar ke Timur Tengah sangat lazim di kalangan kiai tradisional. Di Mekah ia belajar tafsir kepada SAYYID AHMAD DAHLAN, salah seorang ulama besar yang mengajarkan Islam Madzhab Syafi'i. Di sana, ia juga belajar pada ulama Nusantara yang menetap di Mekah, yaitu SYEKH NAWAWI bn UMAR AL-BANTANI ( ALLOH YARHAM ) dan SYEKH MAHFUD bn ABDULLOH bn ABD.MANNAN ATTURMUSI.  Khususnya kepada SYEKH NAWAWI AL-BANTANI, Ahmad Bakri belajar fikih. selain belajar di mekkah beliau juga pernah belajar kepada SYEKH AL HABIB UTSMAN bn ABDULLAH bn AQIL bn YAHYA MUFTI BETAWI ( ALLOH YARHAM ) dan SYAIKHONA KHOLIL bn ABD.LATHIEF BANGKALAN ( ALLOH YARHAM ).  Demikanlah, KH Tubagus Ahmad Bakri mendalami pengetahuan agamanya dengan berguru kepada ulama Nusantara yang begitu terkenal.dan masih banyak lagi ULAMA yang beliau timba ilmunya. Dalam keyakinan pelajar jawa bahwa mereka akan dianggap menyempurnakan pelajaran apabila mendapat bimbingan terakhir dari ulama kenamaan kelahiran Jawa (Zamahsyari, 1981). Setelah pulang ke tanah air, Kiai Ahmad Bakri mendirikan sebuah pesantren di Darangdan, Desa Sempur, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Pesantren ini dinilai sebagai pesantren tertua di daerah tersebut. Demikianlah untuk selanjutnya ia mengelola pondok pesantren dan menjadi guru penyebar Tarekat Naqsabandiyah di daerah tersebut. Pemikirannya Untuk mengungkap pemikirannya kita dapat melacak sejumlah catatan kecil yang ditulisnya, ceramah-ceramah serta kandungan kitab yang ditulisnya. Dalam Cempaka Dilaga, misalnya, KH Ahmad Bakri menjelaskan beberapa prinsip hidup yang harus dilakoni oleh umat Islam. Yaitu keharusan berbuat baik terhadap tetangga agar kita dapat hidup di dunia dengan aman, terutama aman dalam ibadah dan mengabdi kepada Allah. Di bagian lain kitab ini, ia berpendapat bahwa seorang muslim hendaknya patuh dan menaati pemerintah -- bahkan terhadap pemerintah yang zalim sekalipun selama pemerintah tidak memerintahkan rakyatnya untuk  menyalahi perintah Allah atau melarang untuk berbakti kepada Allah SWT. Selain itu, Ahmad Bakri menjelaskan bahwa dalam mengambil seorang muslim hendaknya pada prinsip-prinsip Ushul Fikih. Misalnya ketika seseorang dihadapkan pada dua pilihan yang tidak dapat dihindari, maka menurutnya orang tersebut hendaknya memilih perbuatan yang paling sedikit mudaratnya (akhaf al-dlaruryn). Ia juga menganjurkan agar seseorang mendahulukan untuk menolak mafsadat daripada melakukan pekerjaan yang mendatangkan manfaat. Menurutnya, menghindari mafsadah lebih utama ketimbang mencari manfaat. KH Ahmad Bakri juga memperbincangkan perilaku manusia yang sangat mendasar, yaitu makan. Menurutnya, makan merupakan kewajiban, dan oleh karenanya makan termasuk bagian dari ajaran agama Islam. Karena makan merupakan salah satu sendi yang dapat menguatkan manusia dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. dan melakukan perintah-perintah-Nya. Lebih lanjut KH Ahmad Bakri menjelaskan bahwa seseorang sejatinya mengetahui etika makan. Dengan demikian, seseorang dapat mencapai manfaat makan sehingga makan dapat dinilai sebagai ibadah. Ahmad Bakri termasuk ulama yang tidak sepakat dengan ajaran Wahabi yang berkembang di Mekah. Bahkan ia menilai bahwa Muhammad Abdul Wahab, pendiri Wahabi, adalah musuh Rasulullah Saw. Ketidaksepakatan terhadap ajaran tersebut dituangkannya dalam sebuah bukunya yang berjudul Idhah al-Kardtiniyah fi Ma Yata'allaqu bi Dhalat al-Wahabiyah. Selain itu, Ahmad Bakri juga menyinggung persoalan pendidikan. Sebagaimana di ketahui, ia hidup pada masa peperangan dan pada saat itu banyak orang ang ikut berperang melawan penjajah. Disinilah ia menangkap realitas di mana pendidikan begitu terabaikan. Menyikapi kenyataan ini, ia menyatakan perlunya sebagian orang untuk tetap memperhatikan pendidikan dan tidak ikut berperang. Untuk mengukuhkan pendapatnya, ia mengutip ayat al-Qur'an, khususnya surat At-Taubah ayat 22. Meskipun Ahmad Bakri tidak terlibat langsung dalam kancah politik, namun pandangangan-pandangan dan pilihan politiknya diikuti oleh masyarakat setempat. Ia bukanlah tipe propagandis yang kerap memaksakan  pendapatnya kepada orang lain. Alih-alih memaksakan keinginannya, malah ia memberikan kebebasan kepada para santrinya untuk menentukan sikap politiknya. Demikianlah gambaran singkat tentang sosok yang relatif moderat dalam menyikapi persoalan. Hanyalah sosok yang matang secara intelektual dan emosional-lah yang mampu menampilkan sikap moderat. Dan KH. Tubagus  Ahmad Bakirlah yang memiliki kematangan intelektual dan emosional sekaligus. Beliau meninggal pada malam Senin, 1 Desember 1975 M bertepatan dengan tanggal 27 Dzu al-Qa'dah 1395 H.

Source:

foto: koleksi pribadi Wiwi Nurdiah

Artikel: sumber langsung kerabat Mama Sempur &

http://www.cybermq.com/pustaka/detail/sosok-ulama/607/kh-tubagus-ahmad-bakri